Arsip Tag: Latihan menulis surat

ALFY: Music

Kepada lirik-lirik indah yang menenangkan jiwanya.
.

Aku gugup memulai surat ini. Entahlah. Semuanya begitu cepat. Aku bertemu dengannya, mengenalnya, mencoba akrab dengannya, dan saat ini membiasakan semua berjalan seperti awalnya. Menyebalkan.

Aku sungguh iri padamu. Kau diciptakan oleh jiwa-jiwa yang bahagia. Atau kau adalah bagian jiwa-jiwa yang sedih. Atau mungkin kau sudah ada sejak dulu di angan-angan dunia dan baru-baru ini kau muncul dengan segala ketenanganmu. Membahagiakan yang sedih. Mengingatkan yang senang. Memporak-porandakan yang damai. Membangun apa-apa yang berserakan. Ah, kau tentu tak boleh sombong akan itu semua.

Di balik malamku yang sepi, di teras-teras yang nyaman, di antara lukisan-lukisan cetakan, ada penggalan-penggalan lagumu di sana. Tahukah kau? Itu karena aku menyelipkanmu. Oh indahnya duniaku.

Sejak saat itu. Ah kapan, aku lupa. Engkau adalah bagian dari kami. Huruf-hurufmu menafsirkan dirinya. Setiap memutarmu di kedalaman ruang yang paling menyiksa, rinduku seolah menjadi rambut yang menusuk-nusuk mata. Hentakanmu melelehkan. Airmataku tumpah bersama bayangnya. Keparat kataku, di sela-sela kau bernafas.

Tapi. Harus ada tapi di cerita yang seperti ini. Tapi aku menyukaimu. Aku merindukannya karena ada dirimu. Saat aku berjalan. Saat aku mengemudi. Saat aku berenang. Saat aku menari. Saat aku teriak. Saat aku menangis. Saat aku bahagia. Saat aku menulis. Saat aku berpuisi. Ada dirimu yang mengantarkannya kembali ke anganku. Adanya dirimu menghidupkan harap dalam rinduku.

Kau lirik yang paling beruntung. Hidup sepanjang masa. Dirindukan tanpa perlu merindui. Dicintai tanpa harus mencintai. Dikagumi bukan karena mengagumi. Disanjung karena memang pantas untuk disanjung.

Terimalah kasihku untuk keberadaanmu. Adanya dirinya yang memberi arti itu tidak lain adanya dirimu yang mengartikannya.

.

Dari yang menyanyikanmu untuk sebuah kerinduan yang dalam.