Arsip Kategori: ALFY

#ALFY: Warna-warni Pelangi di Matamu

Untuk melatiku,

Saat tetesan hujan menepi di daun-daun melati, Saat pelangi nampak di lereng perbukitan, Dan ketika ribuan bintang menari di malam-malamku, Aku ingat saat-saat berjalan dan tertawa bersamamu, Berdua dengan berbagi rasa dan cerita.

Bersama ini izinkanlah aku mengutarakan cinta yang diwariskan Tuhan atas anak Adam untuk melatiku, Sang bunga dalam taman jiwaku.

Kehidupanku karenamu lebih berwarna dari pelangi-pelangi di langit biru. Senyummu adalah penawar rindu paling mujarab untuk kesakitan hatiku. Setiap sajak dan puisi yang pernah kugubah, seolah tak pernah bermakna jika tanpamu. Syair-syair Tuhan lebih indah jika hanya tertuju padamu.

Dan pada akhirnya Aku adalah orang yang paling beruntung. Seorang pria yang telah menemukan belahan hati. Yang bisa merasakan indahnya cinta dan pengorbanan. Berlayar di samudra kehidupan untuk mereguk rindu dan kasih bersamamu.

Hujan,

Iklan

ALFY: Music

Kepada lirik-lirik indah yang menenangkan jiwanya.
.

Aku gugup memulai surat ini. Entahlah. Semuanya begitu cepat. Aku bertemu dengannya, mengenalnya, mencoba akrab dengannya, dan saat ini membiasakan semua berjalan seperti awalnya. Menyebalkan.

Aku sungguh iri padamu. Kau diciptakan oleh jiwa-jiwa yang bahagia. Atau kau adalah bagian jiwa-jiwa yang sedih. Atau mungkin kau sudah ada sejak dulu di angan-angan dunia dan baru-baru ini kau muncul dengan segala ketenanganmu. Membahagiakan yang sedih. Mengingatkan yang senang. Memporak-porandakan yang damai. Membangun apa-apa yang berserakan. Ah, kau tentu tak boleh sombong akan itu semua.

Di balik malamku yang sepi, di teras-teras yang nyaman, di antara lukisan-lukisan cetakan, ada penggalan-penggalan lagumu di sana. Tahukah kau? Itu karena aku menyelipkanmu. Oh indahnya duniaku.

Sejak saat itu. Ah kapan, aku lupa. Engkau adalah bagian dari kami. Huruf-hurufmu menafsirkan dirinya. Setiap memutarmu di kedalaman ruang yang paling menyiksa, rinduku seolah menjadi rambut yang menusuk-nusuk mata. Hentakanmu melelehkan. Airmataku tumpah bersama bayangnya. Keparat kataku, di sela-sela kau bernafas.

Tapi. Harus ada tapi di cerita yang seperti ini. Tapi aku menyukaimu. Aku merindukannya karena ada dirimu. Saat aku berjalan. Saat aku mengemudi. Saat aku berenang. Saat aku menari. Saat aku teriak. Saat aku menangis. Saat aku bahagia. Saat aku menulis. Saat aku berpuisi. Ada dirimu yang mengantarkannya kembali ke anganku. Adanya dirimu menghidupkan harap dalam rinduku.

Kau lirik yang paling beruntung. Hidup sepanjang masa. Dirindukan tanpa perlu merindui. Dicintai tanpa harus mencintai. Dikagumi bukan karena mengagumi. Disanjung karena memang pantas untuk disanjung.

Terimalah kasihku untuk keberadaanmu. Adanya dirinya yang memberi arti itu tidak lain adanya dirimu yang mengartikannya.

.

Dari yang menyanyikanmu untuk sebuah kerinduan yang dalam.