Kuhidupkan Dirimu

Pertama, tidak ada sedikitpun keinginan untuk melupakanmu, meniadakan keberadaanmu serta menghapus semua kenangan tentangmu. Sungguh itu bukanlah sesuatu yang aku suka. Aku lebih memilih untuk membiarkanmu tinggal di hatiku selama waktu yang kau inginkan untuk tinggal. Sesukamu aku mengizinkannya.
Sungai itu, yang menjadi candu dalam dada dan angan adalah memori hidup yang setiap saat menggangguku. Aliran airnya menghanyutkan ragaku untuk berlabuh di bayang-bayangmu. Putih riamnya telah mengantarkanku ke dunia mimpi yang hanya ada kamu di setiap sudutnya.

Kapal itu, memuat segala apa yang menjadi indah dalam balutan keanggunanmu. Membawaku melintasi samudra kerinduan akan tawamu. Segala yang datang darimu seakan memabukkanku. Menjadikanku linglung tak berdaya melawan arus kerasnya dunia percintaan.

Kedua, aksara yang mengabarkanmu telah sirna dari lembar-lembar karanganku. Tinta-tinta mengering lebih dulu jika ada namamu di awal puisiku. Hampir setiap baitnya berisikan kerinduan dan kepiluan. Kata demi kata lenyap dari barisnya mengiringi bayangmu yang semakin memudar bersama waktu.

Saban aku merapal mantra penawar rindu yang kudapat dari pujangga manapun, maka tubuh ini akan seketika roboh memeluk bumi. Terasa sakit yang sangat saat aku mulai menghapus satu demi satu huruf yang merangkai indah namamu. Bedebah kataku memaki diriku sendiri. Diri macam apa aku ini yang berani merindukan sebuah nama yang hanya terdiri dari huruf-huruf menjengkelkan tak bermakna itu. Betapa sulitnya aku menenggelamkan diriku dalam semua ini. Bukankah aku sudah bukan anak ingusan yang bosan dipermainkan keadaan. Maka aku saat itu dan saat ini akan kalah olehmu. Kalah dalam hal yang sebenar-benarnya.

Ketiga, saat aku mulai mengakui kekalahanku dalam segala hal maka aku ingin memilikimu dalam satu hal saja. Satu hal yang hanya aku dan Tuhan yang tahu. Aku menyerah menjadikanmu susuatu yang tak mungkin aku gapai di nyata dan mimpiku. Aku tak mau berjuang untuk kesia-siaan. Aku tak akan menyengsarakan diriku melangkah lebih jauh menyusuri jalan-jalan ketidakpastian. Tetapi aku sepenuhnya tak mundur. Aku akan mencari jalan memutar untuk menuju tempat yang sama. Tempat yang ada kamu di sana. Meski bukan untukku, setidaknya aku tidak sepenuhnya membuang sebagian kecil angan dan mimpiku.

Setiap hari, saat senja menampakkan keindahannya di kaki langit barat, aku selalu teringat apa yang menjadi keberadaanmu di bumi. Kau menampakkan seluruh aura positifmu untuk menerangi hari yang semakin gelap. Percayakah kamu jika aku saat itu mabuk dan mencoba mencari pegangan untuk bisa tetap berdiri.

Di tempat yang aku pijak saat ini akan menjadi saksi bahwa aku pernah berdoa untuk keselematanmu dan kehidupanmu. Bahwa aku pernah menjadi gila karna satu nama yang sangat sangat menggelisahkan. Kau akan tahu suatu hari nanti karna waktu yang akan menceritakannya.

Terakhir, aku telah jauh melangkah menyusuri jalan kerinduan yang tak berujung dan tak berpangkal. Langkah demi langkah telah ditempuh bersama samar-samar bayangmu. Maka, meski aku telah kalah dalam memanjakan diriku, aku tetap tidak akan menyesal. Aku tidak akan menyesal untuk yang ke sekian kali. Aku tidak akan pernah menyesal tentang apapun.

Dalam diriku yang paling dalam. Lebih dalam ketimbang hati sanubari. Aku sangat ingin menghidupkanmu dalam cerita baru yang sedikit banyak aku bisa mengingat apa-apa tentangmu. Kisah-kisah dengan aksara-aksara yang baru. Dengan huruf-huruf yang baru. Dengan tanda baca yang baru. Dengan kata-kata yang baru. Aku sangat ingin kau ada dalam bagian ceritaku yang lain. Cerita yang datang dari pinggiran kehidupan yang kamu pun tak ingin mengingat namanya.

Iklan

4 tanggapan untuk “Kuhidupkan Dirimu”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s